Members

Senin, 02 Januari 2017

Cerpen ku saat masih duduk di kelas 8 SMP

Selamat malam para pembaca blog saya, sudah lama saya tidak pernah menulis di blog saya ini karena faktor usia dan kesibukan yang saya dapatkan semenjak lulus dari SMPN 2 Surabaya. kini selain menulis artikel tutorial tentang dunia IT, saya mencoba untuk menuliskan kembali hasil karya saya saat duduk di bangku SMP kelas 8
selamat membaca

Aku-Kamu-Waktu
Perjalanan Surabaya menuju Jakarta masih lama , aku berada di dalam kebosanan menuju ibu kota Negara Indonesia itu , Jakarta. Namaku Rafindra Kusuma , malam ini aku pergi menuju kota Jakarta setelah mendapat kabar  dari sahabat ku raditya adi nugraha. Ah.. masa SMA , aku selalu mengingat nya , terutama pada tanggal 10 oktober 2010 , saat itu aku duduk bersama nya di bawah rindang nya pohon kersen , Nadila Salnabila Puspita , cinta pertama ku di bangku SMA ,saat itu kami duduk bersama di bawah rindang nya pohon kersen ditemani indah nya warna awan kemerahan pertanda matahari segera tenggelam.
“selamat hari jadian kita , ini hadiah dari aku buat kamu” Nadila membuka pembicaraan, “hmm.. aku juga punya nih hadiah buat kamu , buka kotak nya barengan ya ,hehe” sambung rafi dengan wajah tersenyum bahagia. Kami membuka kotak bersama dan kami sama sama terkejut. “Swiss Army”. Teriak kami berdua. “jangan dilihat dari harga nya ya , lihat dari sisi manfaatnya” kata nadila. “iya , aku seneng kok kalau kamu ngasih aku hadiah jam tangan.” Jawab Rafi. “aku harap dengan ada nya jam tangan ini , kita bisa lebih menghargai apa itu waktu” kata nadia sambil mulai men setting jam baru nya, “iya , waktu adalah suatu hal yang berharga untuk kita” sahut Rafi. Waktu.. waktu terkadang bagaikan se’ekor siput yang berjalan lambat ,kadang pula bagaikan sebuah kilat yang sangat cepat & mematikan , apa yang ku alami dengan nadia di tanggal 10 Oktober 2010 pada pukul 4 sore berbeda dengan apa yang teman teman ku alami pada tanggal 10 oktober 2010 pula. Memang sangat aneh , kita menghabiskan waktu yang sama tetapi apa yang kita alami kadang sangat berbeda ,oleh karena itu lah kita harus pandai mengatur waktu.
Nadila Salnabila Puspita ,aku masih ingat saat kita memenangkan ajang pasangan paling serasi antar kelas, suatu hal yang akan selalu berkenang untuk ku & untuk mu , saat itu banyak yang iri dengan kemesraan kita bahkan tak jarang banyak siswa siswi lain nya curhat masalah problematika hubungan mereka dengan pasangan nya. Setiap kali kita merayakan hari jadi kita setiap 1 tahun ,kita akan duduk di bawah pohon kersen di halaman sekolah saat sore hari , lalu aku memutar sebuah lagu untuk kita , ya.. Kita Selamanya
Yo.. OK detak detik tirai mulai menutup panggung
Tanda sekrenario baru harus di usung
Lembaran kertas baru pun terbuka ,
tinggalkan yang lama biarlah sang pena berlaga
Kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu
Pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu
Masa jaya Putih Biru atau Abu Abu
Memori cerita cinta aku ,dia dan kamu
Saat dia masuki alam pikiran
Ilmu bumi & sekitarnya jadi kudapan
Cinta masa sekolah yang pernah terjadi
That was the moment about of Sweet Memory
Kita mampu melangkah berdua
Kita ciptakan hangat sebuah cerita
Mulai dewasa ,cemburu ,dan bungah
Finally now it’s show time to make a History
Bergegaslah kawan
Sambut masa depan
Tetap berpegang tangan
Saling berpelukan
Berikan senyuman
Tuk sebuah perpisahan
Kenanglah sahabat ,kita untuk slamanya

Ya Nadila ,kita untuk selamanya

Derasnya hujan waktu malam perjalananku di kereta api itu memecahkan lamunanku tentang masa SMA ku dulu , aku beranjak memikirkan masa kelulusan ku setelah SMA. Setelah SMA ,aku dan nadila memiliki jurusan yang berbeda dan tentu nya beda kampus pula , nadila memutuskan untuk mengambil jurusan ilmu hukum di kota Jakarta sedangkan aku mengambil jurusan tekhnik informatika di Surabaya. Kami tetap menjalani hubungan berpacaran meski jarak memisahkan kami. Akan tetapi semua berubah saat hubungan kami memasuki masa 4 tahun, saat itu Nadila meminta putus hubungan dengan ku. “maaf ya fi, waktu selalu mengkhianati jarak & batas,aku gak bisa kalau terlalu lama dalam kondisi ini,aku lelah” kata Nadia di telepon dengan nada sedikit menangis, “iya , aku paham kok keadaan kamu , ya sudah jika itu memang keputusan mu aku akan tetap setuju , aku bakalan selalu inget kamu.. perempuan yang mengajariku bagaimana cara menghargai waktu.” Jawab ku dengan singkat ,setelah itu kami berdua menutup telepon dan sejak saat itu juga kami tidak pernah berkomunikasi lagi. Sejak kami berdua putus ,entah mengapa jam tangan Swiss Army ku berhenti berdetak, sudah ku servis kan kemana pun tetap saja masih rusak ,ah … sial.
Aku kembali menatap hujan dari dalam kereta yang aku naiki menuju kota Jakarta , pikiran ku sejak tadi sudah terbebani saat teman ku Raditya menelepon ku memberikan kabar bahwa Nadila Salnabila Puspita telah tiada ,jenazah nya pun akan dimakamkan besok pukul 9 pagi. Aku tak menyangka mengapa dia pergi secepat ini ,aku begitu mencintainya tetapi dia telah meninggalkan ku terlebih dahulu. Aku terlelap dalam perjalanan ku menuju Jakarta , pukul 5 pagi aku telah tiba di Jakarta , teman ku raditya sudah menungguku disana dan langsung mengantarku ke rumah nya untuk istirahat sebentar ,setelah itu kami pergi menuju rumah duka dimana jenazah Nadila disemayamkan disana terlebih dahulu.
Aku membuka selembar kain putih yang menutupi wajahnya , wajahnya yang dulu putih merona ,kini telah berubah menjadi putih pucat , senyum nya yang dulu menghangatkan hati kini telah berganti menjadi sebuah bibir yang kaku tanpa senyuman. Aku pun meneteskan air mata karena bagiku nadila adalah perempuan yang paling special. Teman teman mengucapkan turut berbelasungkawa kepadaku, aku berusaha untuk tegar. “mungkin suatu saat waktu akan menghentikan ku ,saat waktu menghentikanku ,janganlah kamu ikut terhenti menungguku,teruslah melangkah maju apapun yang terjadi ,karena waktu dapat berubah secepat kilat.” Aku teringat kata kata yang dia ucapkan di hari kelulusan kami sebagai murid SMA, kini aku mengerti bahwa Nadila tidak ingin aku bersedih atas berpulangnya dia kepada tuhan ,aku harus tetap melangkah menatap masa depan ku meski waktu telah menghentikan nadila untuk melihat masa depan nya. aku sadar tentang makna menghargai waktu yang sesungguhnya.
Waktu telah menunjukkan pukul 8.30 pagi, jenazah nadila segera dibawa menuju tempat pemakaman, setelah jenazah dimakamkan  aku pergi ke tempat duduk di bawah pohon kersen di daerah pemakaman tersebut , aku bahagia karena aku pernah memiliki sebuah anugerah tuhan yang paling indah.. Nadila Salnabila Puspita ,aku tidak akan pernah melupakan mu , You are the My First Love On My Life.
Tak terasa aku duduk dibawah pohon kersen itu hingga adzan Dhuhur berkumandang, aku segera menuju ke masjid untuk beribadah , setelah aku selesai beribadah , jam Tangan Swiss Army ku mendadak menyala kembali, sang waktu yang terikat di tangan ku pun mulai menunjukkan kejutan kejutan yang telah disiapkan untukku di masa depan.


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

Posting Komentar