Selamat malam para pembaca blog saya, sudah lama saya tidak pernah menulis di blog saya ini karena faktor usia dan kesibukan yang saya dapatkan semenjak lulus dari SMPN 2 Surabaya. kini selain menulis artikel tutorial tentang dunia IT, saya mencoba untuk menuliskan kembali hasil karya saya saat duduk di bangku SMP kelas 8
selamat membaca
Aku-Kamu-Waktu
Perjalanan Surabaya
menuju Jakarta masih lama , aku berada di dalam kebosanan menuju ibu kota
Negara Indonesia itu , Jakarta. Namaku Rafindra Kusuma , malam ini aku pergi
menuju kota Jakarta setelah mendapat kabar
dari sahabat ku raditya adi nugraha. Ah.. masa SMA , aku selalu
mengingat nya , terutama pada tanggal 10 oktober 2010 , saat itu aku duduk
bersama nya di bawah rindang nya pohon kersen , Nadila Salnabila Puspita ,
cinta pertama ku di bangku SMA ,saat itu kami duduk bersama di bawah rindang
nya pohon kersen ditemani indah nya warna awan kemerahan pertanda matahari
segera tenggelam.
“selamat hari jadian kita
, ini hadiah dari aku buat kamu” Nadila membuka pembicaraan, “hmm.. aku juga
punya nih hadiah buat kamu , buka kotak nya barengan ya ,hehe” sambung rafi
dengan wajah tersenyum bahagia. Kami membuka kotak bersama dan kami sama sama
terkejut. “Swiss Army”. Teriak kami berdua. “jangan dilihat dari harga nya ya ,
lihat dari sisi manfaatnya” kata nadila. “iya , aku seneng kok kalau kamu
ngasih aku hadiah jam tangan.” Jawab Rafi. “aku harap dengan ada nya jam tangan
ini , kita bisa lebih menghargai apa itu waktu” kata nadia sambil mulai men
setting jam baru nya, “iya , waktu adalah suatu hal yang berharga untuk kita”
sahut Rafi. Waktu.. waktu terkadang bagaikan se’ekor siput yang berjalan lambat
,kadang pula bagaikan sebuah kilat yang sangat cepat & mematikan , apa yang
ku alami dengan nadia di tanggal 10 Oktober 2010 pada pukul 4 sore berbeda
dengan apa yang teman teman ku alami pada tanggal 10 oktober 2010 pula. Memang
sangat aneh , kita menghabiskan waktu yang sama tetapi apa yang kita alami
kadang sangat berbeda ,oleh karena itu lah kita harus pandai mengatur waktu.
Nadila Salnabila Puspita
,aku masih ingat saat kita memenangkan ajang pasangan paling serasi antar
kelas, suatu hal yang akan selalu berkenang untuk ku & untuk mu , saat itu
banyak yang iri dengan kemesraan kita bahkan tak jarang banyak siswa siswi lain
nya curhat masalah problematika hubungan mereka dengan pasangan nya. Setiap
kali kita merayakan hari jadi kita setiap 1 tahun ,kita akan duduk di bawah
pohon kersen di halaman sekolah saat sore hari , lalu aku memutar sebuah lagu
untuk kita , ya.. Kita Selamanya
Yo.. OK detak detik tirai
mulai menutup panggung
Tanda sekrenario baru
harus di usung
Lembaran kertas baru pun
terbuka ,
tinggalkan yang lama
biarlah sang pena berlaga
Kita pernah sebut
itu kenangan tempo dulu
Pernah juga hilang
atau takkan pernah berlalu
Masa jaya Putih
Biru atau Abu Abu
Memori cerita
cinta aku ,dia dan kamu
Saat dia masuki alam pikiran
Ilmu bumi & sekitarnya jadi kudapan
Cinta masa sekolah yang pernah terjadi
That was the moment about of Sweet Memory
Kita mampu
melangkah berdua
Kita ciptakan
hangat sebuah cerita
Mulai dewasa
,cemburu ,dan bungah
Finally now it’s
show time to make a History
Bergegaslah
kawan
Sambut
masa depan
Tetap
berpegang tangan
Saling
berpelukan
Berikan
senyuman
Tuk
sebuah perpisahan
Kenanglah
sahabat ,kita untuk slamanya
Ya Nadila ,kita untuk
selamanya
Derasnya hujan waktu malam
perjalananku di kereta api itu memecahkan lamunanku tentang masa SMA ku dulu ,
aku beranjak memikirkan masa kelulusan ku setelah SMA. Setelah SMA ,aku dan
nadila memiliki jurusan yang berbeda dan tentu nya beda kampus pula , nadila
memutuskan untuk mengambil jurusan ilmu hukum di kota Jakarta sedangkan aku
mengambil jurusan tekhnik informatika di Surabaya. Kami tetap menjalani
hubungan berpacaran meski jarak memisahkan kami. Akan tetapi semua berubah saat
hubungan kami memasuki masa 4 tahun, saat itu Nadila meminta putus hubungan
dengan ku. “maaf ya fi, waktu selalu mengkhianati jarak & batas,aku gak
bisa kalau terlalu lama dalam kondisi ini,aku lelah” kata Nadia di telepon
dengan nada sedikit menangis, “iya , aku paham kok keadaan kamu , ya sudah jika
itu memang keputusan mu aku akan tetap setuju , aku bakalan selalu inget kamu..
perempuan yang mengajariku bagaimana cara menghargai waktu.” Jawab ku dengan
singkat ,setelah itu kami berdua menutup telepon dan sejak saat itu juga kami
tidak pernah berkomunikasi lagi. Sejak kami berdua putus ,entah mengapa jam
tangan Swiss Army ku berhenti berdetak, sudah ku servis kan kemana pun tetap
saja masih rusak ,ah … sial.
Aku kembali menatap hujan
dari dalam kereta yang aku naiki menuju kota Jakarta , pikiran ku sejak tadi
sudah terbebani saat teman ku Raditya menelepon ku memberikan kabar bahwa
Nadila Salnabila Puspita telah tiada ,jenazah nya pun akan dimakamkan besok
pukul 9 pagi. Aku tak menyangka mengapa dia pergi secepat ini ,aku begitu
mencintainya tetapi dia telah meninggalkan ku terlebih dahulu. Aku terlelap
dalam perjalanan ku menuju Jakarta , pukul 5 pagi aku telah tiba di Jakarta ,
teman ku raditya sudah menungguku disana dan langsung mengantarku ke rumah nya
untuk istirahat sebentar ,setelah itu kami pergi menuju rumah duka dimana
jenazah Nadila disemayamkan disana terlebih dahulu.
Aku membuka selembar kain
putih yang menutupi wajahnya , wajahnya yang dulu putih merona ,kini telah
berubah menjadi putih pucat , senyum nya yang dulu menghangatkan hati kini telah
berganti menjadi sebuah bibir yang kaku tanpa senyuman. Aku pun meneteskan air
mata karena bagiku nadila adalah perempuan yang paling special. Teman teman
mengucapkan turut berbelasungkawa kepadaku, aku berusaha untuk tegar. “mungkin
suatu saat waktu akan menghentikan ku ,saat waktu menghentikanku ,janganlah
kamu ikut terhenti menungguku,teruslah melangkah maju apapun yang terjadi
,karena waktu dapat berubah secepat kilat.” Aku teringat kata kata yang dia
ucapkan di hari kelulusan kami sebagai murid SMA, kini aku mengerti bahwa
Nadila tidak ingin aku bersedih atas berpulangnya dia kepada tuhan ,aku harus
tetap melangkah menatap masa depan ku meski waktu telah menghentikan nadila
untuk melihat masa depan nya. aku sadar tentang makna menghargai waktu yang
sesungguhnya.
Waktu telah menunjukkan
pukul 8.30 pagi, jenazah nadila segera dibawa menuju tempat pemakaman, setelah
jenazah dimakamkan aku pergi ke tempat
duduk di bawah pohon kersen di daerah pemakaman tersebut , aku bahagia karena
aku pernah memiliki sebuah anugerah tuhan yang paling indah.. Nadila Salnabila
Puspita ,aku tidak akan pernah melupakan mu , You are the My First Love On My
Life.
Tak terasa aku duduk
dibawah pohon kersen itu hingga adzan Dhuhur berkumandang, aku segera menuju ke
masjid untuk beribadah , setelah aku selesai beribadah , jam Tangan Swiss Army
ku mendadak menyala kembali, sang waktu yang terikat di tangan ku pun mulai
menunjukkan kejutan kejutan yang telah disiapkan untukku di masa depan.
2 komentar:
Hemm... kok mati sih.
Hemm... kok mati sih.
Posting Komentar